-->

Informasi Serba Definisi

Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya dari a sampai z

Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya dari a sampai z

Tutorial mata pelajaran bahasa indonesia kali ini akan menyuguhkan tentang contoh-contoh peribahasa yang disertai dengan artinya.

Semua negara memiliki perumpamaan dalam mencontohkan sesuatu. Perumpamaan inilah yang kita namakan dengan peribahasa.

Pada hakikatnya, Peribahasa Indonesia sudah sering digunakan oleh masyarakat. Akibat terdapat banyaknya keanekaragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa sehingga mempengaruhi dan memperkaya perbendaharaan kalimat dan juga jumlah peribahasa indonesia.

Contoh-Contoh Peribahasa


1. Peribahasa dimulai abjad A

No Peribahasa Artinya
1. Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan Dimana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.
2. Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Ada air ada ikan. Dimanapun kita tinggal,rezeki akan selalu ada.
4. Ada asap ada api Tak dapat dipisahkan, munculnya suatu kejadian / masalah pasti ada penyebabnya
5. Ada gula ada semut. Dimana banyak kesenangan disitulah banyak orang datang.
6. Ada harga ada rupa Harga suatu barang tentu disesuaikan dengan keadaan barang tersebut.
7. Ada pasang turun naik. Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
8. Ada rotan ada duri. Kesenangan tentu ada kesusahan.
9. Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang. Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah
10. Ada ubi ada talas,ada budi ada balas. Kejahatan dibalas dengan kejahatan,kebikkan dibalas dengan kebaikan.
11. Ada udang di balik batu. Ada suatu maksud yang tersembunyi.
12. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam. Orang muda harus bersabar,dalam meraih cita-cita.
13. Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut. Meminta hendaknya kepada yang punya, bertanya hendaknya kepada yang pandai.
14. Air beriak tanda tak dalam. Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya
15. Air besar batu bersibak. Artinya : Persaudaraan akan bercerai berai apabila terjadi perselisihan.
16. Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orang tuanya.
17. Air di cencang tiada putus. Persaudaraan tidak akan putas karena hanya perselisihian kecil.
18. Air di daun keladi. Sukar di ajar atau dinasihati.
19. Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam. Tidak enak makan dan minum (biasanya karena terlalu bersedih/duka).
20. Air jernih ikannya jinak. Negeri yang serba teratur dengan penduduknya yang serba baik,baik pula budi bahasanya.
21. Air pun ada pasang surutnya. Senang dan susah selalu silih berganti.
22. Air susu dibalas dengan air tuba. Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat.
23. Air tenang menghanyutkan. Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya
24. Asam di darat, ikan di laut bertemu di belanga. Laki-laki dan perempuan kalau sudah jodoh pasti akan bertemu juga.
25. Api dalam sekam. Hal-hal tidak baik yang tidak tampak dan bahkan semakin membahayakan.
26. Alang berjawab, tepuk berbatas. Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula.
27. Angan - angan mengikat tubuh. Memikirkan yang tidak-tidak akhirnya menderita sendiri.
28. Air yang tenang jangan disangka tiada berbuaya. Orang pendiam jangan disangka tidak berani.
29. Alah bisa karena biasa. Segala kesukaran tak akan terasa lagi bila sudah biasa.
30. Anak bapak. Anak lelaki yang berani.
31. Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusui. Selalu membereskan urusan orang lain tanpa mempedulikan urusan sendiri.
32. Angin tidak dapat ditangkap, asap tidak dapat digenggam. Sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan.
33. Anjing menggonggong, khafilah berlalu. Biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa.
34. Angan-angan menerawang langit. Mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi
35. Angan mengikut tubuh. Bersusah hati karena memikirkan yang bukan-bukan.
36. Angguk bukan, geleng ia. Lain di mulut lain di hati.

2. Peribahasa dimulai abjad B

No Peribahasa Artinya
1. Bagai Makan Buah Simalakama. Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.
2. Badan boleh dimiliki, hati jangan. Ungkapan bahwa orang tersebut sudah memiliki kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang.
3. Bagai air di daun talas. Selalu berubah-ubah atau tidak tetap pendiriannya.
4. Bagai anak ayam kehilangan induk. Bercerai berai karena kehilangan tumpuan.
5. Bagai anjing beranak enam. Kurus sekali.
6. Bagai api dengan asap. Tidak dapat dipisahkan.
7. Bagai bara dalam sekam. Perbuatan jahat yang tak tampak.
8. Bagai bulan kesiangan. Pucat dan lesu.
9. Bagai di sayap dengan sembilu. Rasa hati yang sangat pedih.
10. Bagai duri dalam daging. Selalu terasa tidak menyenangkan hati dan mengganggu pikiran.
11. Bagai itik pulang petang. Sangat lambat jalannya.
12. Bagai kacang lupa akan kulitnya. Tidak tahu diri, lupa akan asalnya.
13. Bagai katak dalam tempurung. Sangat sedikit pengetahuannya, kurang luas pandangannnya.
14. Bagai kebakaran janggut. Bingung tidak keruan.
15. Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Hidup dalam kesukaran / kesengsaraan. 24.
16. Bagai kerbau dicocok hidung. Menurut saja apa yang menjadi keinginan orang.
17. Bagai mencincang air. Mengerjakan perbuatan yang sia-sia.
18. Bagai mendapat durian runtuh. Mendapat keuntungan yang tidak disangkasangka tanpa harus bersusah payah mendapatkannya.
19. Bagai menegakkan benang basah. Melakukan pekerjaan yang mustahil dapat dilaksanakan.
20. Bagai mentimun dengan durian. Orang yang lemah / miskin melawan orang kaya / kuat.
21. Bagai menulis di atas air. Melakukan perkerjaan yang sangat sukar atau membawa mustahil secara hasil.
22. Bagai musang berbulu ayam. Orang jahat bertingkah laku sebagai orang baik.
23. Bagai musuh dalam selimut. Musuh dalam kalangan / golongan sendiri.
24. Bagai pagar makan tanaman. Orang yang merusak barang / sesuatu yang diamanatkan kepadanya.
25. Bagai pinang dibelah dua. Dua orang yang serupa benar.
26. Bagai pungguk merindukan bulan. Seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.
27. Bagai rambut di belah seribu. Sedikit sekali.
28. Bagai rumah ditepi tebing. Selalu dalam kecemasan dan ketakutan.
29. Bagai telur di ujung tanjuk. Terancam bahaya.
30. Bagaikan abu di atas tanggul. Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
31. Bagaikan air dengan minyak. Tak dapat bersatu.
32. Bagaikan api makan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi. Orang yang tidak mampu menolak bahaya yang menimpanya.
33. Bagaikan burung di dalam sangkar. Seseorang yang merasa hidupnya dikekang.
34. Bagaimana ditanam begitulah dituai. Tiap-tiap orang ber buat jahat,jahatlah balasannya,begitu sebaliknya.
35. Bahasa menunjukkan bangsa. Budi bahasa atau pangrai serta tutr kata menunnjukkan sifat serta tabiatnya.
36. Bak ilmu padi, kian berisi kian runduk. Makin berilmu tidak sombong.
37. Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka.
38. Besar pasak daripada tiang. Besar pengeluaran daripada pendapatan.
39. Bermain air basah,bermain api hangus. Setiap pekerjaan atau usaha ada susahnya.
40. Belum beranak sudah ditimang. Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu.
41. Bertepuk sebelah tangan . Kebaikan yang hanya dari satu pihak.
42. Bergantung pada akar lapuk. Mengharapkan bantuan dari orang yang tidak mungkin memberikan bantuan.
43. Berguru ke padang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Belajar harus sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan.
44. Belum bertaji hendak berkokok. Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri.
45. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi. Belajarlah sungguh-sungguh jangan tanggung-tanggung(ragu-ragu).
46. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Bersama-sama dalam suka dan duka, baik buruk sama-sama ditanggung.
47. Berjalan sampai kebatas, berlayar sampai kepulau. Kita harus berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan.
48. Biar lambat asal selamat,tak akan lari gunung dikejar. Dalam mengerjakan suatu pekerjaan haruslah berhati-hati supaya selamat.
49. Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Biarpun banyak rintangan dalam usaha kita, kita tidak boleh putus asa.
50. Biduk lalu kiambang bertaut. Lekas berbaik atau berkumpul kembali. ( Seperti perselisihan antara sanak keluarga yang kembali rukun ).
51. Bumi tidak selebar daun kelor. Dunia tidak sempit.

3. Peribahasa dimulai abjad C-D-E-G

No Peribahasa Artinya
1. Cepat kaki ringan tangan. Suka menolong sesama umat.
2. Cuaca di langit pertanda akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. Sesuatu pasti akan ada identitas atau tanda khususnya.
3. Dalam lautan dapat diduga, dalam hati siapa tahu. Kita tidak mengetahui isi hati orang lain.
4. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah. Daripada hidup menanggung malu lebih baik mati.
5. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. Lebih baik matidaripada menanggung malu.
6. Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri.
7. Datang tampak muka, pulang tampak punggung. Datang dan pergi hendaklah memberi tahu.
8. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kita harus menyesuaikan diri dengan adat dan keadaan tempat tinggal yang kita tempati.
9. Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. Orang yang sedang lengah mudah dimanfaatkan oleh musuhnya.
10. Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. Mau bekerja dengan baik jika sudah mendapat teguran.
11. Digenggam takut mati, dilepas takut terbang. Serba salah sama-sama merugikan.
12. Dimana lalang habis, disitu api padam. Hidup dan mati tidak dapat ditentukan, jika sudah saatnya pasti kita akan mati.
13. Ditindih yang berat, dililit yang panjang. Kemalangan yang datang tanpa bisa dihindari.
14. Duduk sama rendah, tegak ( berdiri ) sama tinggi. Sama kedudukannya (tingkatannya atau martabatnya ).
15. Elok basa akan kekal hidup, elok budi akan bekal mati. Orang yang baik budi balasannya akan disayang orang selama hidup dan setelah mati pun akan dikenang orang.
16. Enak makan dikunyah, enak kata diperkatakan. Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu.
17. Esa hilang, dua terbilang. Berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai.
18. Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Kesalahan / aib sendiri yang besar tidak tampak.
19. Gajah mati karena gadingnya. Orang yang mendapat kecelakaan atau binasa karena keunggulannya / tabiatnya.
20. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Orang terkenal jika ia mati dalam beberapa lama masih disebut-sebut orang namanya.
21. Gali lubang, tutup lubang. Berhutang untuk membayar hutang yang lain.
22. Gayung bersambut, kata berjawab. Menangkis serangan orang, menjawab perkataan orang.
23. Gigi dengan lidah ada kalanya bergigit juga. Walau persahabatan sangat akrab ada kalanya berselisih juga.
24. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Kelakuan orang bawahan selalu mencontoh kelakuan atasannya.

4. Peribahasa dimulai abjad H-I-J-K

No Peribahasa Artinya
1. Habis manis sepah dibuang. Sesudah tidak berguna lagi lalu dibuang / tidak dipedulikan lagi.
2. Hancur badan di kandung tanah, budi baik dikenang jua. Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia.
3. Hangat-hangat tahi ayam. Kemauan yang tidak tetap.
4. Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan. Mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang sudah ada dilepaskan.
5. Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Keinginan atau cita-cita yang mustahil dapat dicapai.
6. Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. Hawa nafsu tidak boleh diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya
7. Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai. Orang yang hidup hemat akan menjadi kaya, orang yang rajin belajar akan menjadi pandai.
8. Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. Selama hidup orang harus taat kepada adat kebiasaan dalam masyarakat.
9. Hidup segan mati pun tak mau. Hidup yang merana karena terus menerus sakit.
10. Hujan emas di negeri orang, hujan batu dinegeri sendiri , baik juga di negeri sendiri. Betapa senang dan bahagi di perantauan , tentu lebih senag dan bahagia di negeri sendiri.
11. Ikhtiar menjalani, untung menyudahi. Setiap orang harus berusaha sebaikbaiknya, berhasil tidaknya terserah kepada tuhan.
12. Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa.
13. Jauh di mata dekat di hati. Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan.
14. Kalah jadi abu menang jadi arang. Pertengkaran / permusuhan akan merugikan kedua belah pihak ( sama-sama merugi ).
15. Jauh panggang dari api. Banyak bedanya, tidak kena, tidak benar.
16. Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul. Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil.
17. Kalau dipanggil dia menyahut, kalau dilihat dia bersua. Bisa menyampaikan maksud dengan cara yang tepat.
18. Kalau pandai meniti buih, selamat badan sampai ke seberang. Jika dapat mengatasi kesukaran tentu maksud dapat dicapai.
19. Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah.
20. Kalau tidak angin bertiup, tidak akan pohon bergoyang. Sesuatu hal yang terjadi tentu ada penyebabnya.
21. Karena mata buta, karena hati mati. Menjadi celaka karena terlalu menuruti hawa nafsunya.
22. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, hilang kebaikan yang telah diperbuat.
23. Katak hendak jadi lembu. Orang hina / miskin / rendah hendak menyamai orang besar / kaya; congkak; sombong.
24. Kecil-kecil cabai rawit. Kecil, tetapi cerdik / pemberani / membahayakan.
25. Kepala sama berbulu, pendapat berlain-lainan. Artinya : Setiap orang berbeda pendapatnya

5. Peribahasa dimulai abjad M-N

No Peribahasa Artinya
1. Lain di mulut lain di hati. Yang dikatakan / diucapkan berbeda dengan isi hatinya.
2. Lain dulang lain kaki,lain orang lain hati. Setiap orang punya pendapat, kehendak dan perasaan yang berbeda.
3. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Tiap-tiap negeri atau bangsa berlainan adat kebiasaannya.
4. Lancar kaji karena diulang, pasah jalan karena diturut. Segala sesuatu harus dilakukan berulang ulang supaya paham.
5. Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. Perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam.
6. Lempar batu sembunyi tangan. Melakukan sesuatu, kemudian berdiam diri seolah-olah tidak tahu menahu.
7. Lepas dari mulut harimau jatuh ke mulut buaya. Lepas dari bahaya yang besar, jatuh ke dalam bahaya yang lebih besar lagi.
8. Lidah tak bertulang. Mudah saja mengatakan / menjanjikan sesuatu, yang berat adalah melaksanakannya.
9. Lubuk akal tepian ilmu. Seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
10. Luka sudah hilang parut tinggal juga. Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir.
11. Makan hati berulam rasa. Menderita karena perbuatan orang yang kita sayang.
12. Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Segala sesuatu dalam kehidupan bukan manusia yang menentukan.
13. Malu bertanya sesat di jalan. Kalau tidak mau berikhtiar tidak akan mendapat kemajuan.
14. Membagi sama adil, memotong sama panjang. Jika membagi maupun memutuskan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
15. Membelah dada melihat hati. Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan.
16. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Kalah ataupun menang sama-sama menderita.
17. Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. Menantikan bantuan dari orang yang tidak dapat memberikan bantuan.
18. Menggantang asap. Melakukan perbuatan yang sia-sia.
19. Menghela lembu dengan tali, menghela manusia dengan kata. Segala pekerjaan harus dilakukan menurut tata cara aturannya masing-masing.
20. Menohok teman seiring dalam lipatan. Mencelakakan teman sendiri.
21. Murah dimulut, mahal ditimbangan. Mudah sekali berjanji tetapi tidak pernah menepati.
22. Musang berbulu ayam. Orang jahat bersikap seperti orang baik.
23. Musuh dalam selimut. Musuh dalam kalangan / lingkungan sendiri.
24. Nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlajur, tidak dapat diperbaiki atau diubah lagi.
25. Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati.

6. Peribahasa dimulai abjad O-P-S

No Peribahasa Artinya
1. Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. Jika menghendaki sesuatu, pasti akan mendapatkan jalan, jika tidak menghendaki, pasti mencari alasan.
2. Pandai berminyak air. Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.
3. Pangsa menunjukkan bangsa, umpama durian. Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya.
4. Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan. Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya.
5. Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. Seiya sekata dalam semua keadaan.
6. Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul. Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
7. Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Berpikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak kecewa.
8. Sehari selembar benar, setahun selembar kain. Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik.
9. Sekali air pasang, sekali tepian beranjak, Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya.
10. Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. Bagaimanapun bodohnya seseorang, jika sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya.
11. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali melakukan pekerjaan, beberapa maksud tercapai.
12. Seludang menolak mayang. Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya.
13. Seorang makan cempedak, semua kena getahnya. Seorang berbuat salah, semua dianggap salah juga.
14. Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Sepandai-pandainya manusia, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
15. Seperti cacing kepanasan. Tidak tenang, selalu gelisah.
16. Seperti durian dengan mentimun. Orang lemah / miskin / bodoh melawan orang kuat / kaya / pandai.
17. Seperti lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat. Berwajah rupawan namun perilakunya jahat.
18. Serigala berbulu domba. Orang yang kelihatannya bodoh dan penurut tetapi sebenarnya kejam, jahat, dan curang
19. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Pikir dahulu masak-masak sebelum berbuat sesuatu ( pikirkan untung dan ruginya ).
20. Setali tiga uang. Sama saja, tidak ada bedanya.

7. Peribahasa dimulai abjad T-U-Y

No Peribahasa Artinya
1. Tahu asam garamnya. Tahu seluk beluknya / berpengalaman.
2. Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
3. Tambah air tambah sagu. Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya. Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya.
4. Tangan merentang bahu memikul. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab.
5. Terbuat dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga. Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
6. Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik.
7. Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan. Suka dan duka dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi bersama-sama juga.
8. Tiada rotan akarpun jadi. Kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga.
9. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Orang tua yang bersikap seperti anak muda, terutama dalam masalah percintaan.
10. Umur setahun jagung. Belum berpengalaman.
11. Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. Keberuntungan atau nasib manusia tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas.
12. Yang buta peniup lesung, yang peka pelpas bedil. Masing-masing ada faedahnya, asal diletakkan pada tempatnya.


Demikianlah kumpulan peribahasa indonesia yang disertai dengan arti atau maknanya.

Share this: